Sedih rasanya saya saat saya
menyadari bahwa naskah yang dillirik oleh para editor GWP bukanlah naskah saya. Tapi
tidak apa-apa, saya akan berjuang memperbaiki naskah sehingga suatu saat nanti
layak untuk diterbitkan.
Saya senang sekali bisa bergabung
dengan Gramedia Writing Project (GWP) di sini saya bertemu banyak orang dan
memperoleh banyak masukan. Selama ini naskah saya hanya mengendap di dalam
laptop atau hanya dibaca beberapa teman, namun tidak banyak yang memberi
masukan. Di GWP ini saya merasa menemukan dunia saya, di mana saya bisa
berinteraksi dengan sesama penulis dan saling berkomentar.
Hal yang paling membedakan antara
GWP dengan komunitas penulis lainnya adalah karena di sini adalah tempat
bersarangnya para editor yang mumpuni. Saya sangat senang sekali saat naskah
saya dibaca oleh edit GPU yang sangat
sibuk. Editor tersebut mengatakan naskah
saya kurang mengalir, saya sendiri bingung apa maksudnya kurang mengalir itu.
Saat bertanya pada editor yang lain beliau menyarankan agar saya jangan hanya
bertanya tapi juga harus banyak membaca.
Akhirnya saya membaca ulang
Replay karya Mbak Seplia yang awalnya hanya saya baca sambil lalu. Saya mencoba
memahami apa yang ada di novel tersebut dan tidak ada dalam naskah saya. Saya
akhirnya sadar bahwa novel ini sangat penuh emosi. Emosi semua tokohnya
diangkat ke permukaan. Jika dibandingkan dengan naskah saya, emosi mungkin ada,
tapi tidak terlalu tampak. Saya terlalu sibuk membuat dialog dan joke yang
tidak berguna. Karya saya juga sangat banyak tokoh sehingga katanya membuat pembaca
bingung.
Ada seorang teman saya yang
menasihati bahwa apa pun yang kita tulis ke dalam naskah itu harus mendukung
alur cerita. Tokoh yang kita tulis harus berkontribusi pada alur, setiap adegan,
setting bahkan joke sekalipun harus mendukung alur. Saya sadar sepenuhnya bahwa
saya belum memenuhi kriteria ini. Akhirnya meskipun sedih saya membuat hampir
seluruh bagian cerita berupa joke juga tokoh yang tidak berkontribusi dalam
alur yang sebenarnya sangat saya sukai.
Saya kemudian memperhatikan
kembali dua novel dari GWP yang telah saya beli yaitu Cinta Akhir Pekan dan
Replay. Gaya bahasa kedua novel tersebut bisa dibilang hampir mirip yaitu
menggunakan kalimat baku. Saya kemudian
kembali bertanya pada penulis Replay apakah
gaya bahasa novel yang bagus harus baku seperti itu? Tapi yang menjawab
pertanyaan saya malah editor yang pertama mengomentari tulisan saya tadi hehe. Beliau
mengatakan bahwa tulisan yang gaul atau tidak baku itu tidak mengalir dan akan
membuat bosan. Rasanya saya sedikit paham apa yang dimaksud dengan mengalir.
Saya semakin bersemangat untuk memperbaiki naskah, semoga saja naskah saya ini
bisa diterbitkan suatu hari nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar