Jumat, 25 Desember 2015

Curahan Hati Penulis Tanpa Buku




Catatan ini bukalah catatan yang penting. Hanya sebuah catatan dari seorang penulis yang belum pernah berhasil menerbitkan buku (hiks!). Catatan ini berisi tips-tips menulis yang saya buat dan saya pelajari dari berbagai sumber yang sudah tidak saya ingat lagi (Maaf), juga ditambah dari pengalaman pribadi saya.
A.    Persiapan sebelum menulis
Bagaimana caranya membuat sebuah naskah cerita? Ada beberapa penting dari dalam cerita yang harus diperhatikan yang biasa disebut sebagai unsur intrinsik Unsur intrinsik adalah meliputi tokoh, perwatakan, plot, tema, sudut pandang, amat, latar, dan gaya bahasa.
1.      Genre
Sebelum menulis sebuah cerita tentunya kita harus menentukan dahulu genre apa yang ingin kita angkat dalam cerita. Berdasarkan hasil berselancar, di GWP (Gramendia Writting Project) ada beberapa genre dalam sebuah novel yaitu :
a.       Amore
Amore adalah kisah cinta yang selalu berakhir bahagia walapun awalnya penuh derita. Menurut saya pribadi genre ini spoiler banget, karena sudah dijelaskan bahwa cerita bergenre ini selalu berakhir bahagia. Meskpun begitu ini adalah salah satu genre yang saya sukai. Kalau pengen nangis sampai nyesek, genre ini adalah genre yang pantas untuk dinikmati.
b.      Fanfiction
Cerita yang ditulis oleh penggemar dari karya aslinya. Ini salah satu genre yang sedang booming di Indonesia (sepertinya). Biasanya tentang artis-atis korea atau tentang anime-anime Jepang gitu. Kelebihan dari genre ini adalah penggambaran tokoh dan karakter tidak susah karena biasanya diambil dari tokoh baik dalam dunia nyata atau anime yang memang sudah populer. Tapi menurut saya pribadi sebagus apa pun fanfiction itu tidak akan lebih bagus dari pada karya aslinya. Sekalipun lebih bagus, pada akhirya fanfiction hanya menjadi bayangan dari karya aslinya dan tidak pernah bisa seterkenal karya aslinya.
c.       Fantasi
Cerita tentang negeri antah berantah. Biasanya ada unsur-unsur sihirnya gitu. Contohnya Harry Potter, Eragon, Lord of The Ring dan teman-temannya. Genre ini sebenarnya sangat bagus, tapi entah kenapa penggarang Indonesia yang mengambil genre ini biasanya dipandang sebelah mata oleh penerbit. Katanya sih imajinasinya orang Indonesia itu masih kalah jauh dibanding Fantasi luar negeri. Wah rasis juga nih penerbit.
d.      Horor
Cerita tentang hantu-hantu, ini genre yang paling tidak saya sukai karena saya takut hantu hehe.
e.       Komedi
Ini dia genre yang akan membuat kita tertawa sampai gulung-gulung.
f.       Metropop
Cerita tentang wanita dewasa (biasanya sudah bekerja) dengan segala permasalahannya, entah itu kisah cinta, pekerjaan dan keluarga. Tokoh-tokoh dalam gre metropop menurut saya kebayakan digambarkan sebagai wanita karir yang sangat sempurna.
g.      Misteri/triller
Ini dia genre yang paling saya suka hehe. Genre tentang pembunuhan dan aksi detektif. Genre ini penuh ketegangan, seru, membuat penasaran dan biasanya sangat informatif. Genre aksi laga apa masuk genre ini juga ya? Saya kurang tahu.
h.      Religi
Ini genre yang menurut saya paling susah, karena pengetahuan saya dibidang agama yang masih minim. Genre ini sangat bagus sebenarnya, tapi sangat saya sayangkan tidak bisa dinikmati oleh semua kalangan karena menurut saya agama adalah hal yang sangat sensitif dan fanatik.
i.        Sastra
Ini genre yang juga sanga sulit, karena saya tidak bisa membuat kalimat sastra yang berima, penuh diksi dan mendayu-dayu.
j.        Sci-fi
Genre yang futuristik, berisi perkembangan teknologi yang luar biasa. Genre semacam ini memperlukan riset yang sangat panjang. Bukan berarti genre yang lain tidak memerlukan riset lho! Tapi kekuatan dalam sebuah cerita adalah logika, meskipun temanya sangat tidak logis, sang penulis harus memberi penjelasan agar cerita tersebut tetap menjadi logis bagi para pembaca.
k.      Teenlit
Genre tentang remaja dengan kehidupan sekolah dan segala permasalahannya. Konflik dalam genre ini ringat tetapi harus memberikan nilai moral yang baik pada pembacanya.
l.        Travel writting
Genre tentang petualangan menjelajah keindahan dunia. Genre ini memerlukan penggambaran latar yang sangat jelas bahkan perlu diserta foto-foto juga agar semakin menarik.
m.    Young adult
Cerita tentang anak kuliahan usia 18-25 tahun yang belum bekerja (kalau sudah bekerja bisa biasanya masuk metropop atau amore) dengan konflik yang lebih rumit dari pada genre teenlit.
2.      Tema
Setelah menentukan genre apa yang kamu pilih tahap kedua dari membuat sebuah cerita adalah menentukan temanya. Contohnya politik, ekonomi, sosial, budaya, musik, kehidupan sehari-hari dan masih banyak lagi.
3.      Amanat
Tentunya dalam menulis sebuah cerita pasti ada amanat yang ingin kamu sampaikan kepada pembaca. Amanat itu harus menunjukan moral yang baik, tapi juga tidak boleh terkesan menggurui.
4.      Tokoh dan penokohan
Ini adalah bagian paling saya sukai dari membuat sebuah cerita, yaitu membayangkan menjadi orang lain hehe. Daya tarik terbesar dari sebuah cerita biasanya adalah karena tokoh utama dari cerita itu. Semakin unik dan berkarakter seorangg tokoh maka semakin menarik sebuah cerita.
Tokoh pada dasarnya ada dua yaitu tokoh utama dan tokoh sampingan. Tokoh utama adalah tokoh yang mengambil bagian paling banyak di dalam cerita sedangkan tokoh sampingan adalah tokoh yang mengambil sedikit bagian dari cerita atau bahkan hanya sekedar lewat saja biasanya disebut kameo.
Penokohan ada tiga macam yaitu protagonis, antagonis dan trigonis. Protagonis adalah tokoh yang miliki tujuan baik, antagonis adalah tokoh yang menghalangi tujuan tokoh protagonis, dan tokoh trigonis adalah tokoh penengah keduanya.
Cara menggembangkan karakter tokoh itu adalah hal yang tidak mudah. Yang biasa saya lakukan sebelum membuat sebuah tokoh adalah menentukan sifat dominannya terlebih dahulu. Dalam ilmu psikologi ada istilah sanguins, melankolis,plegmatis, dan koleris. Ada juga istilah introvert atau ekstrovert. Atau bisa juga dengan teori golongan darah yang terkenal ABO.
a.       Sainguns : karakter yang penuh dengan humor, banyak bicara, biasanya populer.
b.      Melankolis : karakter yang pemikir, penuh perhitungan, mudah bersimpati dan mudah menangis.
c.       Plegmatis : karakter yang sangat santai bahkan jadi pemalas, tidak menonjol, dan menghindari konflik.
d.      Koleris : karakter yang pantas untuk jadi seorang pemimpin, tetapi juga memiliki sifat-sifat egois.
e.       Golongan darah A : teoritis dan perfeksionis.
f.       Golongan darah B : santai, tenang dan berjiwa bebas.
g.      Golongan darah O : ceria, penuh rasa ingin tahu, banya bicara, heboh.
h.      Golongan darah AB : cuek, hidup dalam dunianya sendiri, anti mainstream, biasanya suka berkomentar sinis.
Setelah menemukan sifat dominannya, biasanya yang saya lakukan adalah membuat profilnya yaitu semacam biodata. Bagaimana ciri-ciri fisiknya? Apa hobinya? Apa yang dia sukai dan apa yang tidak dia sukai.
5.      Latar
Sebelum membuat cerita ada baiknya dulu melakukan riset seperti apa latar cerita kita latar itu ada tiga yaitu tempat, waktu dan suasana. Lebih mudah membuat setting jika tempat itu memang sudah ada di dunia nyata contohnya seperti apa Kota Surabaya atau seperti apa Kota Malang itu? Tetapi kamu juga bisa bermain-main dengan imajinasi saat menggambarkan tempat yang sebenarnya tidak pernah ada dalam peta contohnya seperti J.K. Rowling saat menggambarkan Hogwarts itu seperti apa. Waktu bisa berhubungan dengan jam, tanggal, bulan, tahun bahkan musim. Latar suasana bisa disesuaikan dengan jalan cerita apakah itu sedih, bahagia, haru dan lain sebagainya.
6.      Alur atau plot
Ada tiga macam alur yang saya tahu yatu alur maju, mundur dan kombinasi keduanya. Kalau saya pribadi lebih suka membuat alur maju dengan beberapa flash back. Alur ini menurut saya adalah bagian paling penting dala sebuah cerita. Karena saya masih amatir, jadi sebelum menulis cerita saya pastikan susunan alurnya selesai dulu dengan membuat outline.
Bagian-bagian dari alur itu biasanya ada lima yaitu ekposisi, komplikasi, klimaks, antiklimaks, dan resolusi.
a.       Eksposisi : tahap perkenalan tokoh
b.      Komplikasi : mulai muncul konflik antar tokoh
c.       Klimaks : konflik yang sudah memuncah
d.      Antiklimaks : tahap di mana konflik mulai terselesaikan
e.       Resolusi : tahap di mana semua konflik telah terselesaikan
Untuk susunan dari alur itu sendiri adalah sebuah seni. Tergantung dari keinginan si penulis sendiri. Susunan yang paling sering adalah eksposisi-komplikasi-klimaks-antiklimas-resolusi. Konflik adalah nyawa dari sebuah cerita. Sebuah konflk kalau pinjam istilahnya Syahrini harus cetar membahana.
7.      Sudut pandang dan gaya bahasa
Sudut pandang dan gaya bahasa ini menurut saya adalah bagian yang termasuk suka-suka penulis, karena itu merupakan seni. Sudut pandang itu ada 4 yaitu :
a.       Sudut pandang orang pertama pelaku utama
Sudut pandang ini seperti saat kita sedang curhat kepada teman tentang pengalaman kita. Keseluruhan cerita disajikan dengan sudut pandang pelaku utama saja tanpa menggambarkan bagaimana tokoh lainnya.
b.      Sudut pandang orang pertama bukan pelaku utama
Yang berperan sebagai sipendongeng dalam cerita berjenis ini adalah si tokoh sampingan. Contoh cerita dengan model seperti ini adalah novel karangan Agatha Christie yang tokoh utamanya Poirot. Poirot kan punya sahabat namanya  Kapten Arthur Hastings. Nah si Kapten Hastings inilah yang biasanya berlaku sebagai pendogeng. Keunggulan dari sudut pandang ini adalah membuat tokoh utama menjadi tampat lebih misterius gitu, karena si pendonge sendiri nggak ngerti jalan pikiran tokoh utama tuh kayak gimana.s
c.       Sudut pandang orang ketiga serba tahu
Di sini Si Pendongeng adalah si penulis itu sendiri, dan sipenulis serba tahu apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh setiap tokoh. Saya senang menggunakan sudut pandang ini ketika menulis.
d.      Sudut pandang orang ketiga tidak serba tahu
Hampir sama dengan sudut padanga orang ketiga serba tahu namun di sini Si pendongeng lebih bersifat netral.
8.      Logika cerita
Sambil menyiapkan outline unsur intrinsik lainnya, kegiatan yang selalu saya lakukan adalah melakukan riset. Misalnya ketika saya menulis tentang homo, saya akan mencari segala macam tentang dunia gay. Kemudian untuk menetukan latar tempat saya akan mencari informasi tentang kota tersebut. Riset berguna untuk membangun logika cerita agar cerita yang disajikan menjadi lebih informatif dan sesuai dengan fakta yang ada.
B.     Mulai menulis
1.      Membuat bab awal
Setelah persiapan menulis sudah selesai, maka mulailah menulis. Bab awal sebuah novel menurut saya adalah fase paling kritis. Sepuluh halaman pertama sebuah novel bagi saya adalah nyawa sebuah novel. Karena sepuluh halaman pertama adalah tahap awal yang membuat pembaca tertarik untuk membuka bab berikutnya. Jika sepuluh halaman pertama saja sudah tidak menarik maka dipastikan Si pembaca tidak akan meneruskan membaca novelmu. Ini bukan sekedar sesumbar tapi hal yang saya alami sendiri. Saat saya membaca buku yang pada sepuluh halaman pertama tidak menarik, maka saya akan menutup buku itu dan tidak akan pernah membukanya lagi.
Cara membuat pembaca tertarik yang paling efektif adalah dengan menggunakan metode suspense atau misteri. Contohnya seperti dalam novel Bang Dadan Erlangga yang judulnya Cinta Akhir Pekan. Bang Dadan menjelaskan bahwa Arlin telah diperkosa, tapi Arlin tidak ingat siapa yang memperkosa dia karena pengaruh alkohol. Di sini timbulah misteri yang membuat saya penasaran, siapa pemerkosa Arlin sebenarnya? Sehingga saya pun membalik halaman berikutnya.
2.      Up date setiap hari
Up date ceritamu setiap hari paling tidak satu halaman. Karena euforia menjadi penulis akan hilang jika ini tidak dilakukan dan kamu akan malas untuk melanjutkan tulisanmu, akhirnya tulisanmu tidak pernah selesai. Ini adalah pengalaman yang saya alami. Jika kamu memang hobi menulis membuat satu halaman saja tidak akan memakan waktu satu jam.
3.      Mengatasi writer block
Jika kamu mengalami writer block jangan memaksakan diri untuk menulis. Berhentilah sejenak, cari referensi yang lebih banyak untuk mengembangan ceritamu, sodorkan pada teman-temanmu dan minta pendapat mereka. Cara paling efektif yang saya gunakan untuk menghindari writer block adalah membuat outline. Karena dengan membuat outline kita sudah tahu bagaimana alur cerita sehingga tulisan lebih terarah.
4.      Komposisi narasi dan dialog
Saya sangat suka sekali membuat dialog. Mungkin hal ini terjadi karena saya hobi menonton film dan pernah bercita-cita menjadi penulis skenario. Saya suka memperhatikan teman-teman saya dan mencatat dialog-dialog spontan yang saya anggap lucu. Akhirnya saya sangat berfokus pada dialog mengabaikan narasi. Padahal di dalam novel itu narasi juga sangat penting. Belajar dari pengalaman ini saya berusaha untuk membuat narasi yang baik (entah sudah berhasil atau belum). Setelah saya mengamati berbagai macam novel saya menyimpulkan inti narasi dari sebuah novel itu adalah :
a.       Mendeskripsikan latar
Seperti yang sudah saya ulas di atas, latar itu terdiri dari tiga macam yaitu tempat, waktu dan suasana. Jujur saya sama sekali tidak pintar membuat deskripsi, biasanya saya  hanya menggambarkan seadanya apa yang mau saya gunakan itu yang saya tulis. Misalnya tokoh sedang berada di dalam kamarnya, ya saya tulis saja di rebahan di atas kamar. Tidak saya gambarkan secara detail bagaimana kamarnya itu rapi kah? Berantakan kah? Hehe ini memang kelemahan saya.
b.      Mengembangkan karakter
Seorang tokoh dalam cerita harus hidup. Hidup itu berarti beraksi terhadap stimulus, bentuknya adalah berpikir, berkata dan bertindak. Ketiga unsur ini harus ada jika ingin membuat tokoh tampak kuat. Ada satu tokoh saya yang dibilang melempem karena saya jarang menggambarkan isi hatinya dan membuat dia bersikap status quo. Maksud saya sebenarnya ingin membuat tokoh menjadi tampak misterius tapi ternyata gagal haha.  Setelah itu saya sambil menulis cerita saya akan memikirkan bagaimana pemikiran, perkataan dan tindakan setiap tokoh dalam menghadapi sebuah konflik. Dan menulis ulang cerita.
C.     Revisi atau editing
Setelah selesai menulis kita pasti merasa senang sekali. Rasanya pasti buru-buru ingin mengirimnya ke penerbit. Itu adalah efek euforia yang menganggap tulisan kita sudah sempurna. Sebelum berbangga hati dengan tulisan kita ada baiknya kita berpikir sejenak.
a.       Minta pendapat orang lain
Langkah yang biasa saya lakukan adalah dengan menyodorkan tulisan saya pada sahabat baik saya sejak SMP yang selalu bersedia menjadi first reader semua cerita saya, Ayufitria. Setelah menerima komentar dari Ayufitria saya akan membaca ulang cerita saya kemudian mempotingnya di komunitas penulis online, di sana kita bisa mendapat banyak masukan.
b.      EYD
Jujur ini adalah proses yang tidak pernah saya lakukan haha. Membaca buku EYD yang setebal 73 halaman itu membuat saya malas. Mungkin inilah alasan yang membuat naskah saya selalu ditolak, karena EYD-nya yang acak kadul. Nah, makadari itu saya pun mulai membaca buku EYD dan mengamati novel terbitan GPU yang saya beli, akhirnya saya menyimpulkan beberapa hal yaitu :
1.      Huruf besar
·         Unsur pertama awal kalimat
·         Huruf pertama petikan langsung
·         Unsur Tuhan dan Kitan Suci
·         Gelar yang diikuti nama orang
·         Nama orang, nama instansi, nama tempat
·         Nama bangsa
·         Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa bersejarah.
·         Nama geografi
·         Unsur negara
·         Bentuk ulang sempurna unsur negara
·         Nama majalah atau buku
·         Kalimat sapaan
·         Kata ganti Anda
2.      Huruf miring
·         Nama buku, majalah, surat kabar
·         Mengkhususkan kalimat
·         Bahasa asing
·         Isi hati tokoh
·         Kutipan SMS
3.      Kata dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
4.      Kata turunan
·         Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
·         Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
·         Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
·         Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
·         Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua unsur itu harus dituliskan tanda hubung (-).
·         Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah.
5.      Kata ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
6.      Kata majemuk
·         Gabungan kata yang lazim disebuta kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsurunsurnya ditulis terpisah.
·         Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.
·         Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
7.      Kata ganti
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku-, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
8.      Kata depan
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
9.      Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan nulisnya pakai huruf kecil.
10.  Partikel
·         Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
·         Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
·         Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun,sungguhpun, walaupun ditulis serangkai.
11.  Angka dan lambang
·         Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
·         Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
·         Angka yang menunjukkan bilangan utuh secara besar dapat dieja.
·         Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks, kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
12.  Pemakaian tanda baca
a.       Titik
·         Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
·         Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu.
·         Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
·         Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
b.      Koma
·         Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
·         Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, atau melainkan.
·         Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului indukn kalimatnya.
·         Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
·         terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
·         Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.
·         Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
c.       Tanya
·         Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
·         Tanda taya dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat membuktikan kebenarannya.
d.      Seru
Tanda seru dipakai sesuda ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
e.       Petik ganda
·         Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan daan nskah atau bahan tertulis lain.
·         Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
·         Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
·         Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengahkiri petikan langsung.
·         Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
f.       Petik tunggal
·         Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
·         Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
g.      Elipsis (...)
Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.

EYD yang saya rangkum di sini adalah yang biasa saya gunakan dalam menulis novel, untuk lebih lengkapnya silahkan membaca buku Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan.

Demikianlah curahatan hati saya, yang ingin sekali menjadi penulis. Semoga apa yang saya cita-citakan bisa berhasil T^T dan semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar