Catatan
ini bukalah catatan yang penting. Hanya sebuah catatan dari seorang penulis
yang belum pernah berhasil menerbitkan buku (hiks!). Catatan ini berisi
tips-tips menulis yang saya buat dan saya pelajari dari berbagai sumber yang sudah
tidak saya ingat lagi (Maaf), juga ditambah dari pengalaman pribadi saya.
A.
Persiapan
sebelum menulis
Bagaimana
caranya membuat sebuah naskah cerita? Ada beberapa penting dari dalam cerita
yang harus diperhatikan yang biasa disebut sebagai unsur intrinsik Unsur
intrinsik adalah meliputi tokoh, perwatakan, plot, tema, sudut pandang, amat,
latar, dan gaya bahasa.
1.
Genre
Sebelum menulis
sebuah cerita tentunya kita harus menentukan dahulu genre apa yang ingin kita
angkat dalam cerita. Berdasarkan hasil berselancar, di GWP (Gramendia Writting
Project) ada beberapa genre dalam sebuah novel yaitu :
a.
Amore
Amore adalah kisah cinta yang selalu
berakhir bahagia walapun awalnya penuh derita. Menurut saya pribadi genre ini spoiler banget, karena sudah dijelaskan
bahwa cerita bergenre ini selalu berakhir bahagia. Meskpun begitu ini adalah
salah satu genre yang saya sukai. Kalau pengen nangis sampai nyesek, genre ini
adalah genre yang pantas untuk dinikmati.
b.
Fanfiction
Cerita yang ditulis oleh penggemar dari
karya aslinya. Ini salah satu genre yang sedang booming di Indonesia (sepertinya). Biasanya tentang artis-atis
korea atau tentang anime-anime Jepang gitu. Kelebihan dari genre ini adalah
penggambaran tokoh dan karakter tidak susah karena biasanya diambil dari tokoh
baik dalam dunia nyata atau anime yang memang sudah populer. Tapi menurut saya
pribadi sebagus apa pun fanfiction itu tidak akan lebih bagus dari pada karya
aslinya. Sekalipun lebih bagus, pada akhirya fanfiction hanya menjadi bayangan
dari karya aslinya dan tidak pernah bisa seterkenal karya aslinya.
c.
Fantasi
Cerita tentang negeri antah berantah.
Biasanya ada unsur-unsur sihirnya gitu. Contohnya Harry Potter, Eragon, Lord of
The Ring dan teman-temannya. Genre ini sebenarnya sangat bagus, tapi entah
kenapa penggarang Indonesia yang mengambil genre ini biasanya dipandang sebelah
mata oleh penerbit. Katanya sih imajinasinya orang Indonesia itu masih kalah
jauh dibanding Fantasi luar negeri. Wah rasis juga nih penerbit.
d.
Horor
Cerita tentang hantu-hantu, ini genre
yang paling tidak saya sukai karena saya takut hantu hehe.
e.
Komedi
Ini dia genre yang akan membuat kita
tertawa sampai gulung-gulung.
f.
Metropop
Cerita tentang wanita dewasa (biasanya
sudah bekerja) dengan segala permasalahannya, entah itu kisah cinta, pekerjaan
dan keluarga. Tokoh-tokoh dalam gre metropop menurut saya kebayakan digambarkan
sebagai wanita karir yang sangat sempurna.
g.
Misteri/triller
Ini dia genre yang paling saya suka
hehe. Genre tentang pembunuhan dan aksi detektif. Genre ini penuh ketegangan,
seru, membuat penasaran dan biasanya sangat informatif. Genre aksi laga apa
masuk genre ini juga ya? Saya kurang tahu.
h.
Religi
Ini genre yang menurut saya paling
susah, karena pengetahuan saya dibidang agama yang masih minim. Genre ini
sangat bagus sebenarnya, tapi sangat saya sayangkan tidak bisa dinikmati oleh
semua kalangan karena menurut saya agama adalah hal yang sangat sensitif dan
fanatik.
i.
Sastra
Ini genre yang juga sanga sulit, karena
saya tidak bisa membuat kalimat sastra yang berima, penuh diksi dan
mendayu-dayu.
j.
Sci-fi
Genre yang futuristik, berisi
perkembangan teknologi yang luar biasa. Genre semacam ini memperlukan riset
yang sangat panjang. Bukan berarti genre yang lain tidak memerlukan riset lho!
Tapi kekuatan dalam sebuah cerita adalah logika, meskipun temanya sangat tidak
logis, sang penulis harus memberi penjelasan agar cerita tersebut tetap menjadi
logis bagi para pembaca.
k.
Teenlit
Genre tentang remaja dengan kehidupan
sekolah dan segala permasalahannya. Konflik dalam genre ini ringat tetapi harus
memberikan nilai moral yang baik pada pembacanya.
l.
Travel
writting
Genre tentang petualangan menjelajah
keindahan dunia. Genre ini memerlukan penggambaran latar yang sangat jelas
bahkan perlu diserta foto-foto juga agar semakin menarik.
m.
Young
adult
Cerita tentang anak kuliahan usia 18-25
tahun yang belum bekerja (kalau sudah bekerja bisa biasanya masuk metropop atau
amore) dengan konflik yang lebih rumit dari pada genre teenlit.
2.
Tema
Setelah
menentukan genre apa yang kamu pilih tahap kedua dari membuat sebuah cerita
adalah menentukan temanya. Contohnya politik, ekonomi, sosial, budaya, musik,
kehidupan sehari-hari dan masih banyak lagi.
3.
Amanat
Tentunya dalam
menulis sebuah cerita pasti ada amanat yang ingin kamu sampaikan kepada
pembaca. Amanat itu harus menunjukan moral yang baik, tapi juga tidak boleh
terkesan menggurui.
4.
Tokoh
dan penokohan
Ini adalah
bagian paling saya sukai dari membuat sebuah cerita, yaitu membayangkan menjadi
orang lain hehe. Daya tarik terbesar dari sebuah cerita biasanya adalah karena
tokoh utama dari cerita itu. Semakin unik dan berkarakter seorangg tokoh maka
semakin menarik sebuah cerita.
Tokoh pada
dasarnya ada dua yaitu tokoh utama dan tokoh sampingan. Tokoh utama adalah
tokoh yang mengambil bagian paling banyak di dalam cerita sedangkan tokoh
sampingan adalah tokoh yang mengambil sedikit bagian dari cerita atau bahkan
hanya sekedar lewat saja biasanya disebut kameo.
Penokohan ada
tiga macam yaitu protagonis, antagonis dan trigonis. Protagonis adalah tokoh
yang miliki tujuan baik, antagonis adalah tokoh yang menghalangi tujuan tokoh
protagonis, dan tokoh trigonis adalah tokoh penengah keduanya.
Cara
menggembangkan karakter tokoh itu adalah hal yang tidak mudah. Yang biasa saya
lakukan sebelum membuat sebuah tokoh adalah menentukan sifat dominannya
terlebih dahulu. Dalam ilmu psikologi ada istilah sanguins, melankolis,plegmatis, dan koleris. Ada juga istilah introvert
atau ekstrovert. Atau bisa juga
dengan teori golongan darah yang terkenal ABO.
a.
Sainguns
: karakter yang penuh dengan humor, banyak bicara, biasanya populer.
b.
Melankolis
: karakter yang pemikir, penuh perhitungan, mudah bersimpati dan mudah
menangis.
c.
Plegmatis
: karakter yang sangat santai bahkan jadi pemalas, tidak menonjol, dan
menghindari konflik.
d.
Koleris
: karakter yang pantas untuk jadi seorang pemimpin, tetapi juga memiliki
sifat-sifat egois.
e.
Golongan
darah A : teoritis dan perfeksionis.
f.
Golongan
darah B : santai, tenang dan berjiwa bebas.
g.
Golongan
darah O : ceria, penuh rasa ingin tahu, banya bicara, heboh.
h.
Golongan
darah AB : cuek, hidup dalam dunianya sendiri, anti mainstream, biasanya suka
berkomentar sinis.
Setelah
menemukan sifat dominannya, biasanya yang saya lakukan adalah membuat profilnya
yaitu semacam biodata. Bagaimana ciri-ciri fisiknya? Apa hobinya? Apa yang dia
sukai dan apa yang tidak dia sukai.
5.
Latar
Sebelum membuat
cerita ada baiknya dulu melakukan riset seperti apa latar cerita kita latar itu
ada tiga yaitu tempat, waktu dan suasana. Lebih mudah membuat setting jika
tempat itu memang sudah ada di dunia nyata contohnya seperti apa Kota Surabaya
atau seperti apa Kota Malang itu? Tetapi kamu juga bisa bermain-main dengan
imajinasi saat menggambarkan tempat yang sebenarnya tidak pernah ada dalam peta
contohnya seperti J.K. Rowling saat menggambarkan Hogwarts itu seperti apa. Waktu
bisa berhubungan dengan jam, tanggal, bulan, tahun bahkan musim. Latar suasana
bisa disesuaikan dengan jalan cerita apakah itu sedih, bahagia, haru dan lain
sebagainya.
6.
Alur
atau plot
Ada tiga macam
alur yang saya tahu yatu alur maju, mundur dan kombinasi keduanya. Kalau saya
pribadi lebih suka membuat alur maju dengan beberapa flash back. Alur ini menurut saya adalah bagian paling penting dala
sebuah cerita. Karena saya masih amatir, jadi sebelum menulis cerita saya
pastikan susunan alurnya selesai dulu dengan membuat outline.
Bagian-bagian
dari alur itu biasanya ada lima yaitu ekposisi, komplikasi, klimaks,
antiklimaks, dan resolusi.
a.
Eksposisi
: tahap perkenalan tokoh
b.
Komplikasi
: mulai muncul konflik antar tokoh
c.
Klimaks
: konflik yang sudah memuncah
d.
Antiklimaks
: tahap di mana konflik mulai terselesaikan
e.
Resolusi
: tahap di mana semua konflik telah terselesaikan
Untuk
susunan dari alur itu sendiri adalah sebuah seni. Tergantung dari keinginan si
penulis sendiri. Susunan yang paling sering adalah
eksposisi-komplikasi-klimaks-antiklimas-resolusi. Konflik adalah nyawa dari sebuah
cerita. Sebuah konflk kalau pinjam istilahnya Syahrini harus cetar membahana.
7.
Sudut
pandang dan gaya bahasa
Sudut pandang
dan gaya bahasa ini menurut saya adalah bagian yang termasuk suka-suka penulis,
karena itu merupakan seni. Sudut pandang itu ada 4 yaitu :
a.
Sudut
pandang orang pertama pelaku utama
Sudut pandang ini seperti saat kita
sedang curhat kepada teman tentang pengalaman kita. Keseluruhan cerita
disajikan dengan sudut pandang pelaku utama saja tanpa menggambarkan bagaimana
tokoh lainnya.
b.
Sudut
pandang orang pertama bukan pelaku utama
Yang berperan sebagai sipendongeng dalam
cerita berjenis ini adalah si tokoh sampingan. Contoh cerita dengan model
seperti ini adalah novel karangan Agatha Christie yang tokoh utamanya Poirot.
Poirot kan punya sahabat namanya Kapten
Arthur Hastings. Nah si Kapten Hastings inilah yang biasanya berlaku sebagai
pendogeng. Keunggulan dari sudut pandang ini adalah membuat tokoh utama menjadi
tampat lebih misterius gitu, karena si pendonge sendiri nggak ngerti jalan pikiran
tokoh utama tuh kayak gimana.s
c.
Sudut
pandang orang ketiga serba tahu
Di sini Si Pendongeng adalah si penulis
itu sendiri, dan sipenulis serba tahu apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh
setiap tokoh. Saya senang menggunakan sudut pandang ini ketika menulis.
d.
Sudut
pandang orang ketiga tidak serba tahu
Hampir sama dengan sudut padanga orang
ketiga serba tahu namun di sini Si pendongeng lebih bersifat netral.
8.
Logika
cerita
Sambil
menyiapkan outline unsur intrinsik
lainnya, kegiatan yang selalu saya lakukan adalah melakukan riset. Misalnya
ketika saya menulis tentang homo, saya akan mencari segala macam tentang dunia
gay. Kemudian untuk menetukan latar tempat saya akan mencari informasi tentang
kota tersebut. Riset berguna untuk membangun logika cerita agar cerita yang
disajikan menjadi lebih informatif dan sesuai dengan fakta yang ada.
B.
Mulai
menulis
1.
Membuat
bab awal
Setelah
persiapan menulis sudah selesai, maka mulailah menulis. Bab awal sebuah novel
menurut saya adalah fase paling kritis. Sepuluh halaman pertama sebuah novel
bagi saya adalah nyawa sebuah novel. Karena sepuluh halaman pertama adalah
tahap awal yang membuat pembaca tertarik untuk membuka bab berikutnya. Jika
sepuluh halaman pertama saja sudah tidak menarik maka dipastikan Si pembaca
tidak akan meneruskan membaca novelmu. Ini bukan sekedar sesumbar tapi hal yang
saya alami sendiri. Saat saya membaca buku yang pada sepuluh halaman pertama
tidak menarik, maka saya akan menutup buku itu dan tidak akan pernah membukanya
lagi.
Cara membuat
pembaca tertarik yang paling efektif adalah dengan menggunakan metode suspense
atau misteri. Contohnya seperti dalam novel Bang Dadan Erlangga yang judulnya Cinta Akhir Pekan. Bang Dadan
menjelaskan bahwa Arlin telah diperkosa, tapi Arlin tidak ingat siapa yang
memperkosa dia karena pengaruh alkohol. Di sini timbulah misteri yang membuat
saya penasaran, siapa pemerkosa Arlin sebenarnya? Sehingga saya pun membalik
halaman berikutnya.
2.
Up date setiap hari
Up date ceritamu setiap hari paling tidak satu
halaman. Karena euforia menjadi penulis akan hilang jika ini tidak dilakukan
dan kamu akan malas untuk melanjutkan tulisanmu, akhirnya tulisanmu tidak
pernah selesai. Ini adalah pengalaman yang saya alami. Jika kamu memang hobi
menulis membuat satu halaman saja tidak akan memakan waktu satu jam.
3.
Mengatasi
writer block
Jika kamu
mengalami writer block jangan
memaksakan diri untuk menulis. Berhentilah sejenak, cari referensi yang lebih
banyak untuk mengembangan ceritamu, sodorkan pada teman-temanmu dan minta
pendapat mereka. Cara paling efektif yang saya gunakan untuk menghindari writer block adalah membuat outline. Karena dengan membuat outline kita sudah tahu bagaimana alur
cerita sehingga tulisan lebih terarah.
4.
Komposisi
narasi dan dialog
Saya
sangat suka sekali membuat dialog. Mungkin hal ini terjadi karena saya hobi
menonton film dan pernah bercita-cita menjadi penulis skenario. Saya suka
memperhatikan teman-teman saya dan mencatat dialog-dialog spontan yang saya
anggap lucu. Akhirnya saya sangat berfokus pada dialog mengabaikan narasi. Padahal
di dalam novel itu narasi juga sangat penting. Belajar dari pengalaman ini saya
berusaha untuk membuat narasi yang baik (entah sudah berhasil atau belum). Setelah
saya mengamati berbagai macam novel saya menyimpulkan inti narasi dari sebuah
novel itu adalah :
a.
Mendeskripsikan
latar
Seperti yang sudah saya ulas di atas,
latar itu terdiri dari tiga macam yaitu tempat, waktu dan suasana. Jujur saya
sama sekali tidak pintar membuat deskripsi, biasanya saya hanya menggambarkan seadanya apa yang mau
saya gunakan itu yang saya tulis. Misalnya tokoh sedang berada di dalam
kamarnya, ya saya tulis saja di rebahan di atas kamar. Tidak saya gambarkan
secara detail bagaimana kamarnya itu rapi kah? Berantakan kah? Hehe ini memang
kelemahan saya.
b.
Mengembangkan
karakter
Seorang tokoh dalam cerita harus hidup. Hidup
itu berarti beraksi terhadap stimulus, bentuknya adalah berpikir, berkata dan
bertindak. Ketiga unsur ini harus ada jika ingin membuat tokoh tampak kuat. Ada
satu tokoh saya yang dibilang melempem karena saya jarang menggambarkan isi
hatinya dan membuat dia bersikap status
quo. Maksud saya sebenarnya ingin membuat tokoh menjadi tampak misterius tapi
ternyata gagal haha. Setelah itu saya
sambil menulis cerita saya akan memikirkan bagaimana pemikiran, perkataan dan
tindakan setiap tokoh dalam menghadapi sebuah konflik. Dan menulis ulang
cerita.
C.
Revisi
atau editing
Setelah selesai
menulis kita pasti merasa senang sekali. Rasanya pasti buru-buru ingin
mengirimnya ke penerbit. Itu adalah efek euforia yang menganggap tulisan kita
sudah sempurna. Sebelum berbangga hati dengan tulisan kita ada baiknya kita
berpikir sejenak.
a.
Minta
pendapat orang lain
Langkah yang
biasa saya lakukan adalah dengan menyodorkan tulisan saya pada sahabat baik
saya sejak SMP yang selalu bersedia menjadi first
reader semua cerita saya, Ayufitria. Setelah menerima komentar dari
Ayufitria saya akan membaca ulang cerita saya kemudian mempotingnya di
komunitas penulis online, di sana kita bisa mendapat banyak masukan.
b.
EYD
Jujur ini adalah
proses yang tidak pernah saya lakukan haha. Membaca buku EYD yang setebal 73
halaman itu membuat saya malas. Mungkin inilah alasan yang membuat naskah saya
selalu ditolak, karena EYD-nya yang acak kadul. Nah, makadari itu saya pun
mulai membaca buku EYD dan mengamati novel terbitan GPU yang saya beli,
akhirnya saya menyimpulkan beberapa hal yaitu :
1.
Huruf
besar
·
Unsur
pertama awal kalimat
·
Huruf
pertama petikan langsung
·
Unsur
Tuhan dan Kitan Suci
·
Gelar
yang diikuti nama orang
·
Nama
orang, nama instansi, nama tempat
·
Nama
bangsa
·
Huruf
pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa bersejarah.
·
Nama
geografi
·
Unsur
negara
·
Bentuk
ulang sempurna unsur negara
·
Nama
majalah atau buku
·
Kalimat
sapaan
·
Kata
ganti Anda
2.
Huruf
miring
·
Nama
buku, majalah, surat kabar
·
Mengkhususkan
kalimat
·
Bahasa
asing
·
Isi
hati tokoh
·
Kutipan
SMS
3.
Kata
dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis
sebagai satu kesatuan.
4.
Kata
turunan
·
Imbuhan
(awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
·
Jika
bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan
kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
·
Jika
bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,unsur
gabungan kata itu ditulis serangkai.
·
Jika
salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkai.
·
Jika
bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara
kedua unsur itu harus dituliskan tanda hubung (-).
·
Jika
kata maha sebagai unsur gabungan diikuti kata esa dan kata yang bukan kata dasar,
gabungan itu ditulis terpisah.
5.
Kata
ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap
dengan menggunakan tanda hubung.
6.
Kata
majemuk
·
Gabungan
kata yang lazim disebuta kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsurunsurnya ditulis
terpisah.
·
Gabungan
kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian
dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.
·
Gabungan
kata berikut ditulis serangkai.
7.
Kata
ganti
Kata
ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku-, -mu,
dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
8.
Kata
depan
Kata
depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di
dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada
dan daripada.
9.
Kata
si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya dan nulisnya pakai huruf kecil.
10.
Partikel
·
Partikel
-lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
·
Partikel
pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
·
Kelompok
yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun,
biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun,sungguhpun, walaupun
ditulis serangkai.
11.
Angka
dan lambang
·
Lambang
bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali
jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam
perincian dan pemaparan.
·
Lambang
bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah
sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat
pada awal kalimat.
·
Angka
yang menunjukkan bilangan utuh secara besar dapat dieja.
·
Bilangan
tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks, kecuali di
dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
12.
Pemakaian
tanda baca
a.
Titik
·
Tanda
titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
·
Tanda
titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka
waktu.
·
Tanda
titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
·
Tanda
titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan
jumlah.
b.
Koma
·
Tanda
koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
·
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya
yang didahului oleh kata seperti tetapi, atau melainkan.
·
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat
itu mendahului indukn kalimatnya.
·
Tanda
koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
·
terdapat
pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun
begitu, akan tetapi.
·
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari
kata lain yang terdapat di dalam kalimat.
·
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
c.
Tanya
·
Tanda
tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
·
Tanda
taya dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan
atau yang kurang dapat membuktikan kebenarannya.
d.
Seru
Tanda
seru dipakai sesuda ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
e.
Petik
ganda
·
Tanda
petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan daan nskah atau bahan
tertulis lain.
·
Tanda
petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
·
Tanda
petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus.
·
Tanda
petik penutup mengikuti tanda baca yang mengahkiri petikan langsung.
·
Tanda
baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang
mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau
bagian kalimat.
f.
Petik
tunggal
·
Tanda
petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
·
Tanda
petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
g.
Elipsis
(...)
Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang
terputus-putus.
EYD yang saya rangkum di sini adalah
yang biasa saya gunakan dalam menulis novel, untuk lebih lengkapnya silahkan
membaca buku Pedoman Umum Ejaan yang
Disempurnakan.
Demikianlah curahatan hati saya, yang
ingin sekali menjadi penulis. Semoga apa yang saya cita-citakan bisa berhasil
T^T dan semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar